Minasanews.com,Makassar- Peresmian jalan jampea menjadi jalan Hoo Eng Djie telah dilakukan Danny Pomanto selaku Walikota Makassar sabtu kemarin (8/2), namun menimbulkan sisa-sisa polemik netizen di balik perubahan jalan tersebut, yang mengaitkannya dengan unsur politik.
Ketua Komando mahasiswa merah putih Sulsel atau biasa di singkat KOMPI Sulsel, serta pemeran tokoy Hoo Eng Djie Bojan, turut mengomentari polemik tersebut, ia mengatakan cukup kecewa adanya informasi bersiliweran di media sosial yang mengaitkan perubahan jalan jampea ke jalan Hoo Eng Djie ke unsur politik hingga memojokkan Danny Pomanto yang telah meresmikan jalan tersebut.
“Padahal perubahan nama jalan ke Hoo Eng Djie itu sarat akan sejarah yang tidak bisa dipisahkannya Kota Makassar dan etnis Tionghoa, saya sebenarnya cukup paham dengan sejarah itu karena saya sempat memainkan peran utama Hoo Eng Djie dalam film Ati Raja makanya saya kecewa bila ada yang mengaitkan ini ke unsur politik terlebih lagi memojokkan Wali Kota Makassar,”ucap Bojan yang filmnya masuk lembaga sensor film terbaik tahun 2022.
Hoong Eng Djie atau lebih dikenal dengan panggilan baba choi adalh seniman pertama yang namanya diabadikan di museum Indonesia sbagai tokoh kesenian dari Sulawesi Selatan dan Makassar, karyanya tidak hanya diakui di Negara kita bahkan mahsyur hingga negeri tetangga. Dahulu di tahun 80an ke bawah pasti tahu dan tidak asing ditelinga dengan karya karya Hoeng Eng Djie sebelum laris di pasaran musik bergendre Jawa diabad ini Hoong eng djie jauh lbih dlu menghaslkan karya karya lagu bergendre bahasa Makassar yg sangat terkenal hingga hari ini bebrapa diantaranya ATIRAJA, dan AMMACIANG DENDANG, SAILONG dan beberapa judul lainnya yang pada masanya begitu hits dan populer hingga manca negara.
Bojan juga menambahkan pengusulan nama tersebut melalui proses yang cukup rumit karena menunggu izin dari pihak terkait.
“Pengusalan nama jalan ini bukan serta merta langsung di tetapkan setau saya proses pengusulan pergantian nama ini sudah di perjuangkan 8 tahun yg lalu dan setelah kajian dan pendalaman aturan baru mendapatkan izin untuk proses pergantian tersebut, maka bijaklah dalam berkomentar, kenalilah sebelum memaki jangan sampai dosa fitnah terus menerus kita dapatkan hanya karena tidak suka dengan walikota ta,”tutupnya.