Minasanews.Com.Pangkep— Nasib naas menimpa HS(35) seorang buruh bangunan di kampung Japing-japing Kelurahan Bontolangkasa kecamatan Minasa Te’ne, Pangkep, sekitar pukul 06.00 Wita, Jum’at(5/7/2024) ditemukan tewas tergantung dipohon Kudo dibelakang rumah orang tuanya.
Sebelum ditemukan tewas sekitar pukul 06.00 wita, dalam kondisi sudah tergantung. Pada malam Jum’at korban sempat pamit ke Ibunya untuk beli rokok. Tetapi hingga pagi HS tidak kunjung pulang dan ternyata ditemukan pertama kali oleh kerabatnya tergantung dibawah pohon belakang rumahnya.
Menurut Kanit SPKT II Polres Pangkep Ipda Andi Muh Taslim yang dimintai keterangan Jum’at(5/7/2024).
“Berdasarkan keterangan saksi korban ditemukan oleh saksi yang sedang jalan pagi,” ujar Taslim.
Korban ditemukan gantung diri sekitar pukul 06.00 Wita di pohon Kudo dibelakang rumah korban. Menurut Orangtua korban DK (62) korban pamit untuk membeli rokok namun hingga tadi pagi korban tidak kembali sampai ditemukan tewas tergantung.
“Korban sempat pamit ke Ibunya mau beli rokok tapi tidak kembali sampai pagi,” ucap Taslim.
Berdasarkan keterangan keluarga korban diketahui korban mengalami depresi sejak sepuluh tahun terakhir. Kendati begitu, korban tetap bekerja sebagai buruh bangunan.
“Korban ini sudah mengalami depresi, sejak 10 tahun lalu. Hal Itu dibuktikan dengan.adanya surat keterangan kontrol dari RSUD Batara Siang,” bebernya
Diceritakan keluarga korban. HS pernah minta restu untuk pergi merantau tapi tak diizinkan oleh Ibunya. Seperti ditirukan Taslim mengatakan, orang tua tak mengizinkan karena khawatir kalau defresi korban kambuh.
“Jadi korban mau pergi merantau dan minta izin ketika itu. Tetapi HS dilarang pergi oleh ibunya,” ujar Taslim.
Setelah menerima informasi. Aparat Polres Pangkep langsung menuju lokasi dan melakukan olah tempat kejadian dan memeriksa korban. Sesuai hasil visum HS diduga meninggal sekitar pukul 03.00 wita.
” Pada bagian leher korban ditemukan lebam dan diperkirakan korban gantung diri sekitar pukul 03.00 wita,” ujarnya.
Pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Keluarga sudah menerima peristiwa yang menimpa HS karena sudah menjadi takdir Allah SWT.
“Penolakan autopsi dari pihak keluarga sudah dibuktikan dengan tandatangan surat pernyataan menolak autopsi dari keluarga. Mereka dari keluarga korban sudah ikhlas menerima kepergian HS,” pungkasnya.( Udi)