Minasanews.com.Barru–Kawasan pemukiman warga disekitar aliran sungai Kupa di desa Kupa dan sungai Bojo di desa Bojo kecamatan Mallusetasi, kerap dilanda banjir dan salah satu penyebabnya karena talud aliran sungai Makkawa di Bojo sudah hancur dan terjadi pendangkalan di sungai Kupa.
Kedua sungai tersebut tidak mampu menampung volume air yang mengalir disungai tersebut. Hal ini diperparah dengan hancurnya talud sungai Bojo yang diperkirakan panjangnya sekitar 80 meter.
Kondisi berbeda dengan yang terjadi dialiran sungai Kupa. Sudah mengalami pendangkalan luar biasa karena sudah hampir rata dengan bantaran sungai
Kondisi ini mengundang perhatian para anggota DPRD Barru untuk turun ke lokasi dari dua sungai yang berada di kecamatan Mallusetasi itu.
Tiga anggota DPRD Barru melakukan pemantauan langsung ke sungai tersebut, Selasa(20/6). yakni H Rusdi Cara, H Muhammad Akil dan Andi Wawo Mannojengi.
Salah seorang anggota DPRD Barru yang dihubungi usai melakukan kunker ke lokasi dua sungai ini menyatakan kedua sungai ini perlu diberikan perhatian untuk segera ditindaklanjuti sebelum musim hujan karena kedua kawasan pemukiman disekitar kedua aliran sungai ini kerap berlangganan banjir.
“Kita sudah menyarankan ke Dinas PUPR untuk melakukan pengerukan sungai Kupa karena pendangkalannya yang sudah hampir rata dengan bantaran sungai. Begitu pula dengan kondisi talud sungai Bojo yang sudah hancur mesti segera diperbaiki secepatnya,” ungkap H Rusdi.
Kedua kawasan pemukiman disekitar aliran sungai ini kerap dilanda banjir, kata politisi partai Golkar Barru ini. Bahkan lokasi pemukiman disekitar sungai Bojo terancam dengan proses abrasi sungai akibat talud sudah hancur.
“Kita sudah minta Dinas PUPR yang ikut mendampingi kunker dewan untuk segera melakukan upaya pengerukan dan perbaikan talud. Di sungai Kupa pengerukan harus lebih dalam agar aliran air sungai mengalir normal,” pungkasnya.( Udi)