Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus mendorong jajarannya untuk mengadakan kegiatan kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai langkah preventif penyebaran wabah PMK di berbagai daerah.
Menurutnya PMK yang mewabah saat ini bisa ditangani dengan tiga strategi pendekatan.
Pertama strategi intelektual sebagai langkah percepatan.
Kedua strategi manajemen, sebagai langkah penguatan dan ketiga adalah strategi perilaku sebagai langkah bersama dalam menghilangkan PMK.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur.
“Kewaspadaan dan kedisiplinan kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat. BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge dalam upaya penanggulangan PMK.
Hal tersebut guna meningkatkan kompetensi peserta dalam pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran”, ujar Dedi.
PMK merupakan penyakit yang sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba, termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa, dsb.
PMK ditandai dengan ditemukannya lepuh yang berisi cairan pada lidah, gusi, hidung dan kuku hewan yang terinfeksi, tidak mampu berjalan, air liur berlebihan, dan hilangnya nafsu makan.
Untuk menangani hal tersebut, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan mahasiswa Jurusan (HMJ) Peternakan Polbangtan Gowa bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kab.Bone. kegiatan ini berlangsung selama dua hari mulai 7-8 September 2023 dipimimpin oleh Pak Burhan (PPK Ponre)
Adapun vaksin yang digunakan yaitu FUTFAC dari India, dengan dosis 2 ml untuk 1 ekor sapi. Selama kegiatan vaksinasi ini kurang lebih sekitar 210 dosis vaksin yang telah diberikan kepada ternak sapi di beberapa dusun di Desa Mappesangka.
“Keterlibatan mahasiswa polbangtan dikegiatan vaksinasi merupakan wujud nyata kerjasama ideal kedinasan dan akademisi. Disatu sisi kedinasan mendapatkan tambahan SDM yang memang dibutuhkan dalam Kegiatan vaksinasi massal. Disisi lain mahasiswa mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat dalam membangun softskill mereka. Simbiosis mutualisme yang akan terus kami pupuk di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Bone” Ucapnya.