Minasanews.Com.Barru— Sudah masuk hari kelima warga Barru tak bisa menikmati naik kereta api ke Mandai dan begitu juga sebaliknya. Penyebab KA tidak bisa sampai ke Barru karena ada jalur rel yang tertimbun longsor di wilayah kecamatan Mandalle kabupaten Pangkep.
Terhitung sejak minggu(22/12/2024) hingga Kamis(26/12/2024) angkutan kereta api dari Stasiun Mandai hanya bisa sampai ke Stasiun Mandalle. Kini warga Barru terpaksa tertunda jika ingin menikmati transportasi moda kereta api.
Terjangan longsor terhadap rel KA menjadi penyebab gerbong kereta api terhambat sehingga butuh waktu untuk pembenahan dan diperkirakan secara teknis membutuhkan waktu yang tidak singkat
Beberapa calon penumpang KA asal Barru terpaksa harus menelan kekecewaan lantaran tidak bisa naik kereta api, lantaran rel KA di wilayah Mandalle diterjang longsor.
Padahal jalur kereta api yang melewati beberapa stasiun di kabupaten Barru, Pangkep dan Maros ini sanģat dibutuhkan warga dan terpaksa memendam rasa kecewa untuk menikmati angkutan kereta api sampai ke berbagai stasiun di wilayah Barru. Kondisi ini terutama dirasakan warga Barru yang sudah lima hari tidak bisa naik kereta api dan bisa saja masa waktu penantian itu bertambah.
Informasi soal akses gerbong KA tidak bisa sampai ke Stasiun Pekkae, Barru( belakang terminal Mattirowalie) hingga stasiun Garongkong diakui salah seorang petugas loket di Stasiun Barru.
“Iya benar untuk sementara tidak ada moda kereta api yang bisa sampai ke beberapa stasiun di wilayah kabupaten Barru karena ada rel yang tertimbun longsor di Mandalle,” ujar salah seorang petugas loket di Stasiun Barru.
Kepala Divisi Humas Balai Pengelola Kereta Api( BPKA) Sulsel, Ryan Agastiaguna, yang dikonfirmasi membenarkan adanya kondisi hambatan operasional jalur KA di wilayah kecamatan Mandalle kabupaten Pangkep sehingga perjalanan Kereta api tidak bisa sampai ke Stasiun Barru.
“Sebenarnya wewenang kami di BPKA hanya urusan operasional KA saja. Untuk masalah teknis terkait adanya rel kereta api yang tertimbun longsor merupakan kewenangan pihak PT Celebec Railway Indonesia (CRI),” ujar Ryan berkelit.
“Untuk operasional KA tidak sampai ke Stasiun Pekkae, Barru dan Garongkong sudah lima hari dan pihak BPKA sudah mensosialisasikan ke masyarakat melalui medsos,” ungkapnya.
Ryan juga menjelaskan jika dirinya sampai sekarang belum memperoleh laporan terkini dari proses pekerjaan untuk mengangkut longsoran tanah yang cukup banyak volumenya itu dan kita membutuhkan waktu untuk melakukan pekerjaan tersebut. “Tetapi yang pasti pembenahan masih terus berlangsung oleh pihak CRI. Kejadian ini murni karena faktor alam dan bukan disebabkan oleh faktor teknis operasional,” jelasnya.
Humas BPKA ini malah meminta media ini untuk konfirmasi ke pihak CRI terkait soal teknis dari progres pekerjaan rel dan pembenahan longsor itu. “Sebab mitra dengan CRI inilah yang bekerja sama dengan BPKA untuk urusan Pelayanan Pengoperasian dan Perawatan Prasarana Perkeretaapian di Sulsel,” ucap Ryan.
“Apabila membutuhkan data detail tentang progres pekerjaan dari tanah longsor itu. Nanti dibantu dikoordinasikan dengan pihak CRI ya,” pungkasnya.( Udi)