Minasanews.com, Makassar – Dunia mengalami waktu yang terus berjalan, dengan keberagaman dinamika yang terjadi. Baru-baru ini, dunia digemparkan oleh aksi provokatif dilakukan oleh Politikus asal Swedia.
Aksi pembakaran Al-Quran di Swedia beberapa waktu lalu, menjadi berita hangat di dunia Internasional terlebih lagi ancaman aksi pembakan Al-Quran tersebut akan di lakukan setiap pekan.
“Kami dari HMI Korkom UNM mengecam keras aksi pembakaran Kitab Suci Al-Quran oleh politikus Rasmus Paludan asal Swedia tersebut, itu bukan saja tidak sesuai dengan nilai keagamaan dan toleransi, malah lebih dari itu bisa memicu ketegangan,” ujar Ketua HMI Korkom UNM.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima MinasaNews.com, Ketua Umum HMI Korkom UNM itu mendesak Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia untuk segera membuat nota protes dan juga membuat konferensi pers .
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk mengecam aksi pembakaran Al- Quran tersebut.
Pembakaran Al- Quran di dekat kedutaan Turki di Swedia adalah tindakan vandalisme yang tidak dapat diterima, tindakan ini merupakan penistaan terhadap kitab suci dan telah melukai serta menodai toleransi antar umat beragama.
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengecam tindak tidak terpuji tersebut. Kebebasan berekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab”. Jelasnya
Diketahui, aksi pembakaran Al-Quran di depan kedutaan besar Turki di Stockholm, Swedia itu dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras, yang juga berkewarganegaraan Swedia.
Dilansir dari berbagai sumber, aksi itu merupakan protes terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) berencana akan memanggil Dubes Swedia di Indonesia untuk dimintai penjelasan. Kecaman dari negara Arab, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait juga telah dilayangkan terkait dengan peristiwa tersebut.