Minasanews.com, Makassar – Pendidikan kini mengalami degradasi dengan lingkungan yang makin mapan.
Lingkungan yang makin keras membuat kaum terdidik yang menjadi teraleniasi, kurikulum mata pelajaran yang dipaksa fokus pada pelajaran inti dengan slogan “bergerak bersama semarakkan merdeka belajar” bagaimana mau merdeka belajar, kalau merdeka saja belum? tanpa melihat kedudukan situasi dan kondisi yang membunuh dinamika kampus dalam perguruan tinggi dan berangkat ke sekolah pun dianggap beban yang sangat berat oleh kalangan pelajar dan itu terjadi hingga kini hal itu juga dituangkan dalam pemikiran Salah satu tokoh politikus pendidikan yakni neilt postman yang mengatakan bahwasanya ketika kurikulum diterapkan maka sifatnya membatasi dan membunuh karakter kaum pelajar sebab membatasi daya pikir alternatif kaum pelajar.
Pendidikan telah kehilangan ruh, kesenangan menjadi kebingungan, kenyamanan belajar tidak lagi menyenangkan dan apabila terjadi hingga kini maka sekolah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman buat anak-anak dan kaum muda. Inilah yang dimaksud Kurt Singer yang disebut pedagog hitam.
Bukti konkretnya adalah ketika anak-anak dan kaum muda diajarkan program komputer terbaru tanpa diajak mengembara ke masa-masa kelahiran komputer, tidak dibahas proses penciptanya dan siapa penemunya dan yang terpenting tentunya ialah apa akibatnya bagi manusia lain. Ihwal kebiasaan telah terbentuk sehingga itu dianggap hal lazim dan itu mulai tertanam stigma masing-masing, perbedaan yang tak dianggap bermoral, kekerasan ada dimana-mana, ketimpangan pendidikan yang tak merata, komersialisasi pendidikan, kesenangan dianggap aneh, kenyamanan belajar tidak lagi ditemukan.
Pendidikan harus dilakukan tidak sekedar mengajarkakan apa yang ada justru mempertanyakan kenapa semua itu ada.
Berdasarkan data pendidikan bahwa Alokasi Anggaran pendidikan sebesar 20% 549,5 triliun rupiah untuk sektor pendidikan namun kontirbusi pendidikan kepada GDP hanya 3,8% dan dibawah rata rata negara asia pasifik, jadi pendidikan indonesia anggarannya besar tapi kontribusi ternyata relatif rendah oleh sebab itu Sistem pendidikan yang makin jauh makin tidak condong dengan kebutuhan masa kini sehingga sistem pendidikan kini lebih mengarah kepada kuantitas dibanding dengan kualitas hal itu merupakan bahwa pelajar dipersiapkan untuk menjelajah ke wilayah industri sebagai kaum pekerja dengan lingkaran penikmat kapitalisme.
Sistem pendidikan telah membunuh karakter pelajar sebab sistem pendidikan yang sebenarnya adalah dari diri pelajar bukan dengan kebutuhan kebijakan dengan dalih tidak relevan sehingga kurikulum selalu di gonta ganti itu pertanda tidak waras, sebab ketidakwarasan adalah melakukan sesuatu dengan hal yang secara berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda?
Jangan kau cabut anak-anak dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan mendapatkan orang dewasa yang kekanak-kanakan.
Penulis
Amdi Yaya